Hari minggu kemaren tadinya mau jalan-jalan ke pemandian air panas di Garut..
Soalnya badan serasa pegal-pegal setelah sepekan kerja rodi, ditambah cuaca yang emang lagi dingin banget di bandung, bikin tulang jadi serasa linu-linu..
Therapy air panas kayanya seger gitu..
Ceritanya kita udah sampe di salah satu hotel di daerah Cipanas Garut,
tapi ko diintip dari luar kaya yang padet..
Saya tanya ke penjaga tiket nya, katanya emang lagi rame..
Padahal rencana nya kita lagi pengen menyepi sambil berendam..
Kita akhirnya cabut ke hotel yang lain, wuihh liat tempat parkirnya aja udah padet
Ternyata emang lagi rame juga :D
Mungkin karena faktor kedinginan juga orang-orang pada nyerbu pemandian air panas kali ya :D
Karena lagi ga mood di tempat yang rame n bising, maka kita mutusin buat ke Candi Cangkuang aja..
Gpp lah berendam bisa ditunda minggu depan :p
Karena belum pernah berkunjung kesana, akhirnya kita cari-cari info perjalanan menuju ke Candi Cangkuang..
Ternyata jaraknya lumayan deket dari daerah Cipanas Garut..
Untuk menuju Candi Kuno Cangkuang ini kita harus menyebrang melewati danau atau Situ Cangkuang
dan di wilayah Candi juga terdapat Kampung Pulo yang dijadikan wilayah cagar budaya..
Masuk ke gerbang Cagar Budaya Candi Cangkuang, dikenakan biaya tiket tiga rebu rupiah
Setelah itu kita dipersilahkan naik rakit dengan biaya 5 ribu pulang pergi, murah ya..
Karena murah, jadinya kalo mau menyebrang harus memenuhi kuota 20 orang skali nyebrang :D
Jadinya rakitnya ngetem dulu nunggu pengunjung lain yang mau nyebrang juga..:p
Kecuali kalo kita mau carter rakitnya sendiri, dikenakan charge 70-80 ribu, dijamin rakit langsung cabut ga pake acara ngetem :D
Setelah menyebrang, sampailah kita di Kampung Pulo..
Latar belakang sejarah dari Kampung Pulo ini konon katanya berawal dari seorang tokoh yaitu Arief Muhammad yang merupakan senopati dari kerajaan Mataram Islam,
Beliau mendapat tugas untuk menyerang tentara VOC di Batavia,
Namun karena misinya gagal dan beliau enggan pulang ke daerah asalnya,
maka kemudian beliau menetap di daerah Leles ini,
kemudian beliau menyebarkan agama Islam kepada masyarakat sekitar yang sebelumnya memeluk agama Hindu, maka wilayah ini kemudian dinamakan Kampung Pulo..
Akulturasi agama dan budaya di kampung ini kerasa banget..
Di samping candi yang merupakan pusat pemujaan agama Hindu ini, berdiri pula makam Arief Muhammad sang tokoh penyebar agama Islam
Balik lagi soal Candi Cangkuang..
Menurut sejarah, Candi Cangkuang ini merupakan candi peninggalan Hindu yang berasal dari abad ke-8 .
Pada Candi ini ga ditemukan ukiran atau relief, hanya terdapat patung Dewa Shiwa yang letaknya ada di dalam Candi..
Candi Hindu dan makam tokoh Islam berdiri berdampingan |
Patung Dewa Shiwa |
Perbatasan Kampung Pulo |
Selain objek wisata Situ, candi cangkuang, makam keramat dan kampung Adat Pulo, di sini juga terdapat Museum untuk mengabadikan berbagai peninggalan sejarah,
Baik peninggalan berupa batuan asli reruntuhan candi cangkuang, maupun peninggalan dari tokoh Islam Arief Muhammad yaitu berupa mushaf atau lembaran-lembaran Al-Quran kuno..
Al Qur'an kuno |
Kuncen sedang memberikan penjelasan kepada pengunjung |
Sebelum pulang, kalian bisa melihat-lihat cinderamata berupa replika candi cangkuang, replika rakit maupun barang-barang tradisonal lainnya yang ditawarkan para pedagang di kios-kios yang berjejer di sepanjang gerbang objek wisata..
No comments:
Post a Comment